Pemain Berkualitas Dunia, tapi Absen di Piala Dunia
Oleh: Andika Destika Khagen
Minggu, 14 Maret 2010 | 21:29:00 WIB
PEMAIN YANG AKAN ABSEN: Ini beberapa pemain yang akan absen di Piala Dunia Afsel nanti.(f:google.co.id)
Namun, di antara gemerlapnya piala dunia di negeri bafana-bafana nanti, ada sepuluh pemain hebat berkualitas dunia, yang belum tentu bisa memperkuat negaranya masing-masing, meskipun negaranya lolos. Faktornya cukup beragam, mulai dari cedera, pensiun dari timnas atau memang tak masuk hitungan pelatih meski kualitasnya tak kalah dengan pemain lain yang dipanggil.
Inilah sepuluh pemain bintang yang sangat pantas berlaga di Afsel, namun belum ada kepastian mereka akan dipanggil.
Ronaldinho (Brasil). Ia pemain yang paling ditunggu di Afsel. Aksi brilian dan assist dari bintang AC Milan yang kerap tak terduga ini masih dinanti. Piala Dunia tetap akan kehilangan sang maestro bila Ronaldinho tidak dipanggil pelatih Dunga.
Sejauh ini, Ronaldinho masih ditolak Dunga meski ia telah menunjukkan kembali aksi briliannya bersama Milan. Saat ini, Ronaldinho menjadi pemain dengan assist terbaik di Serie A. Mantan bintang Barcelona ini telah mengoleksi 12 gol.
Meski telah kembali ke level dunia, namun Ronaldinho tetap tak diberi kesempatan oleh Dunga. Bahkan dia sudah absen selama hampir satu tahun. Tak heran bila Dunga mendapat desakan kuat agar memanggil Ronaldinho. Apalagi, Ronaldinho memiliki motivasi kuat bermain untuk timnas.
Ronaldo(Brasil). Ronaldo tak pernah mendapat panggilan timnas saat Brasil melakoni pertandingan kualifikasi atau berlaga di Piala Konfederasi. Padahal, Ronaldo tengah mencapai performa terbaik bersama Corinthians.
Dalam ujicoba terakhir melawan Irlandia, Ronaldo juga tidak masuk skuad. Peluang striker yang pernah malang-melintang di klub-klub besar Eropa ini memang belum tertutup. Satu-satunya harapan adalah tampil bagus di Copa Libertadores. Hanya, peluang tersebut tampaknya kian menipis. "Pintu masih terbuka bagi Ronaldo," demikian pernyataan pelatih Brasil, Dunga. Itu disampaikannya beberapa kali. Tapi apakah ia masih ingat dengan perkataannya tersebut?
Antonio Cassano (Italia). Ia dikenal sebagai pemain yang bertalenta namun disia-siakan. Tersebab perilakunya yang kontradiktif. Perilakunya yang susah diatur membuat Cassano sering ribut dengan pelatih. Sejak Marcello Lippi kembali menangani tim Azzurri, ia tak pernah sekalipun dipanggil. Parahnya, Cassano juga disingkirkan di klubnya, Sampdoria. Hampir dipastikan tidak ada tempat bagi Talentino di Piala Dunia.
Raul(Spanyol). Ia mencatatkan diri sebagai top skor Spanyol sepanjang masa dengan mengoleksi 44 gol. Raul memiliki caps 102. Hanya, bintang veteran Real Madrid ini tak pernah berhasil mengantarkan Spanyol ke prestasi tertinggi di Piala Dunia maupun Piala Eropa.
Raul sudah dibuang saat Spanyol memenangi Piala Eropa 2008. Fernando Torres yang menjadi pahlawan, terutama setelah mencetak gol kemenangan di final melawan Jerman. Hanya, pelatih Vicente del Bosque mengisyaratkan akan memanggil striker veteran ini. Dia akan dijadikan pelapis Torres dan David Villa. Namun, isyarat itu belum pernah menjadi kenyataan.
Clarence Seedorf (Belanda). Seedorf telah tiga kali memenangi Liga Champions di tiga klub yang berbeda. Sayangnya, ia tak pernah sukses mengantarkan Belanda mencapai puncak. Bahkan pemain yang memiliki caps 80 ini pernah dua kali melakukan eksekusi penalti penting bagi Belanda.
Gelandang AC Milan ini tak lagi dipanggil timnas sejak Mei 2008. Terutama setelah ia menolak bermain di Piala Eropa di tahun itu. Tampaknya, tidak ada harapan bagi Seedorf untuk melakukan comeback.
Sebastien Frey (Perancis). Ia adalah salah satu kipper terbaik di Serie A. Bahkan Frey yang lebih memilih berkarir di Italia ini tidak jarang tampil lebih baik dibandingkan Gianluigi Buffon dan Julio Cesar.
Meski demikian, dia jarang mendapat panggilan dari timnas. Termasuk pelatih Raymond Domenech yang mengabaikannya. Kiper berusia 29 ini baru dua kali membela lesBleus. Tak kunjung mendapat tempat di timnas, dia memutuskan pensiun dari pertandingan internasional.
Juan Roman Riquelme (Argentina). Penampilan Argentina yang tak mengesankan dikualifikasi Piala Dunia karena tak ada pemain yang memiliki kreatifitas. Peran itu sesungguhnya bisa ditugaskan pada Juan Roman Riquelme.
Hanya, perselisihan Riquelme dengan pelatih Diego Maradona menjadikan playmaker Boca Juniors ini tak mendapat tempat di timnas. Parahnya, Riquelme juga tak tertarik lagi bermain untuk timnas dan menyatakan pensiun dari pertandingan internasional.
Peluang untuk memanggil kembali Riquelme makin tipis karena fans lebih menyukai gelandang berusia 31 ini dan menjadikannya sebagai idola. Untuk Maradona sendiri? Mereka menyebutnya 'pengkhianat'!
Pepe(Portugal). Di timnas Portugal, Pepe lebih sering diposisikan sebagai gelandang bertahan. Ia diharapkan bisa menjadi salah satu tiang utama Seleccao das Quinas di Afrika Selatan. Namun bencana terjadi pada Desember saat pemain kelahiran Brasil ini cedera ligamen yang parah di lutut kanan saat menghadapi Valencia. Akibatnya, Pepe harus beristirahat selama enam bulan. Ini berarti, ia harus melupakan impian bermain di Piala Dunia.
Ashley Cole (Inggris). Bek kiri berkelas dunia. Cole membuat manajer Fabio Capello pusing karena mengalami cedera engkel yang parah pada Februari lalu. Akibatnya, bek Chelsea ini harus absen selama tiga bulan.
Meski diprediksi sudah pulih sebelum bergulirnya Piala Dunia, namun Cole tidak bisa melakukan persiapan secara maksimal. Pasalnya, tidak ada lagi pertandingan yang dilakoni Cole karena kompetisi sudah selesai. Pemain yang baru pulih dan sudah tak bermain lagi sebelum dimulainya Piala Dunia biasanya tidak akan dipanggil.
Alessandro Nesta (Italia). Salah satu bek terbaik yang pernah dimiliki Italia. Hanya, Nesta keburu pensiun dari timnas usai memenangi Piala Dunia 2006. Alasan bek AC Milan ini, tubuhnya sudah tak mampu untuk bermain di klub dan timnas.
Cedera panjang makin menguatkan keputusan Nesta untuk mundur dari timnas. Namun, dia menunjukkan kelasnya sebagai bek terbaik saat kembali ke gelanggang Serie A Italia musim ini.
Cedera tak lagi mengganggunya dan Nesta menjadi pilar kekuatan Milan. Tak heran bila pelatih Marcello Lippi masih berharap Nesta berubah pikiran. Meski dibujuk habis-habisan oleh Lippi, namun Nesta tetap menolak untuk kembali. Penolakan Nesta jelas merupakan kerugian besar bagi Italia. (dik/dari sumber berbeda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
yuk comment....
^-^
komentar anda lebih berharga daripada isi blog saya