pengunjung

free counters

Jumat, 03 Juni 2011

Bernostalgia, Jalan-Jalan Naik Kereta Api Mak Itam

Sabtu, 04 Juni 2011 | 07:35:00 WIB
Bernostalgia, Jalan-Jalan Naik Kereta Api Mak Itam:
Kereta Api Wisata Mak Itam adalah sebuah paket wisata perjalanan kereta api dengan rute Padangpanjang melewati Danau Singkarak menuju Sawahlunto. Mak Itam adalah nama popular dari lokomotif uap E1060. Di Sumatera Barat daya jelajah lokomotif uap pernah melintasi seluruh jalur lintasan yang ada di Sumatera Barat. Daya jelajah laskar lokomotif adalah Padang-Lubukalung-Padangpanjang-Sawahlunto-Bukittinggi-Payakumbuh dan jalur Padang-Lubukkatung-Pariaman-Naras. 

Cara kerja lokomotif uap adalah perubahan energi panas menjadi energi mekanik dengan perantaraan uap air, piston uap, dan batang penggerak. Uap air dihasilkan dari pemanasan yang terjadi pada tungku pembakaran. Panas dari tungku pembakaran disalurkan melalui pipa yang tersusun di dalam ketel yang berisi air. Permukaan luar dari pipa-pipa bersinggungan dengan air di dalam ketel. Air menjadi panas dan terbentuklah uap air. Uap air tersebut akan terkumpul dalam dom uap yang terletak dibagian atas ketel. Setelah tekanan di dom uap cukup, uap disalurkan ke silender uap. Pada posisi ini uap menekan piston yang akan bergerak maju mundur. Oleh batang penghubung, gerakan tadi diteruskan ke roda penggerak. Untuk lokomotif uap yang menggunakan uap kering seperti jenis lokomotif uap E106D sampai E1067. Pada jenis ini uap yang terkumpul dalam dom uap akan disalurkan lagi melalui pipa-pipa untuk dipanaskan. Selanjutnya uap dikumpulkan dalam dom uap kering yang terpisah dari dom uap basah.

Tercatat bahwa lokomotif uap E1060 yang didatangkan dari Sumatera Barat kemudian ditempatkan pula sebagai bagian dari koleksi living Museum Kereta Api Ambarawa. Dulu, memasuki tahun 1970, lokomotif uap menjadi barang antik dan fenomenal. Tidak tanggung-tanggung museum kereta api Ambarawa Jawa Tengah yang berdiri sejak tahun 1976 tersebut memiliki 21 lokomotif uap dari berbagai seri dan tahun pembuatan. Begitupun dengan bahan bakarnya yang beragam mulai dari kayu, batubara dan residu.

Lokomotif uap yang sebelumnya beroperasi di Sumatera Barat, kemudian juga diangkut ke Ambarawa Jawa dengan tujuan awal dapat membantu lintasan rel bergerigi di Ambarawa. Akan tetapi gigi lokomotif uap E1060 ternyata tidak cocok dengan rel disana. 

Awalnya lokomotif ini berjasa untuk mengangkut batubara dari tambang Ombilin, Sawahlunto ke Pelabuhan Emmahaven (sekarang Teluk Bayur). Namun, pada 1980-an, produksi tambang menurun dan Mak Itam pun dipensiunkan. Pada 15 Desember 2008 lalu, Mak Itam "pulang kampung" ke Sumatera Barat dan menjadi kereta api wisata yang diresmikan langsung oleh mantan Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal. Tidak tanggung-tanggung untuk kembali memulangkan lokomotif uap yang berjulukkan 'Mak Itam' itu Pemerintah Kota Sawahlunto merogoh anggaran sebesar Rp. 300 juta. Dukungan berbagai pihak mensukseskan mobilisasi lokomotif uap E1060 dari Ambarawa ke Sawahlunto. Perjalanan 'Mak Itam' pulang kampung menempuh jalan darat. Perjalanan dimulai 4-15 Desember 2008 yang memakan sebelas hari perjalanan.

Tampilannya dibuat menjadi kereta wisata klasik yang mengagumkan. Badannya hitam besar dengan sedikit warna merah di bagian bawah. Kereta berdinding kayu ini hanya memiliki fasilitas kipas angin, toilet antik, namun bersih dan tempat duduk kayu memanjang dengan posisi menghadap jendela. Namun justru dengan kekunoannya inilah, penumpang seperti benar-benar merasakan perjalanan nostalgia beberapa puluh tahun silam.

Untuk kereta api wisata Mak Itam reguler, tarif yang dikenakan setiap penumpangnya sebesar Rp 50 ribu untuk perjalanan Sawahlunto-Muarakalaban-Sawahlunto. Selain mengikuti perjalanan reguler, calon penumpang juga bisa menyewanya secara khusus. Beberapa fasilitas kereta ini diantaranya adalah minibar, pendingin ruangan (AC), kursi yang nyaman, dan toilet yang bersih. Total, 240 tempat duduk yang tersedia dalam 1 rangkaian KA Wisata Danau Singkarak ini. Perjalanan Mak Itam secara reguler berlangsung setiap hari Minggu atau hari libur pukul 12.00 dari Stasiun Sawahlunto-Muarakalaban dalam waktu 30 menit. (opie, berbagai sumber)

Share on: Twitter | Facebook | Reddit | Digg | Bagikan  | akses http://m.inioke.com dari gadget mu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yuk comment....
^-^
komentar anda lebih berharga daripada isi blog saya

Total Tayangan Halaman

Entri Populer