pengunjung

free counters

Minggu, 10 Juli 2011

Inilah Edisi Terakhir Tabloid Gosip Inggris

Dunia

"Singkatnya, kami khilaf. Terjadi penyadapan telepon, dan untuk itulah kami minta maaf"
Senin, 11 Juli 2011, 11:44 WIB
Renne R.A Kawilarang, Indrani Putri
Edisi terakhir tabloid News of the World, 10 Juli 2011 (AP Photo/Sang Tan)
BERITA TERKAIT

* Inilah Dosa Tabloid News of the World
* Melanggar Etik, Tabloid Inggris Ditutup
* Tak Punya Uang, 18 Hari Terjebak di Bandara
* 4.000 Gadis di Bawah Usia 16 Tahun, Aborsi
* China-Inggris Sepakati Kerjasama Rp12,9 T

VIVAnews - Tanggal 10 Juli 2011 kemarin menjadi edisi ke 8.674 bagi News of the World (NoW) sekaligus yang terakhir bagi tabloid asal Inggris itu. Pada halaman depan tablod NoW terpampang judul besar yang berarti 'Terima Kasih dan Selamat Tinggal.'

Menurut stasiun berita BBC, 10 Juli 2011, NoW melipatgandakan cetakan edisi terakhirnya menjadi lima juta eksemplar, dan seluruh hasil penjualan akan disumbangkan pada empat badan amal. Dalam editorial edisi terakhir yang menghabiskan tiga halaman, NoW meminta maaf atas peristiwa penyadapan percakapan telepon atas sejumlah tokoh dan warga Inggris, yang mengakibatkan tabloid tersebut dianggap melanggar etika sehingga harus gulung tikar.

"Kami menjunjung standar yang tinggi, kami menuntut standar yang tinggi. Namun kami kurang menyadari bahwa selama beberapa tahun hingga tahun 2006, beberapa orang yang bekerja dengan membawa nama kami jatuh akibat standar tersebut," demikian sebagian isi editorial tersebut. "Singkatnya, kami khilaf. Terjadi penyadapan telepon, dan untuk itulah tabloid ini meminta maaf."

Editor NoW, Colin Myler, dalam pidato pendek yang disampaikannya di depan lebih dari 200 staf tabloid pada Sabtu, 9 Juli 2011, berujar, "Hal ini bukanlah yang kita inginkan dan bukan pula yang sepantasnya kita dapatkan. Sebagai penghargaan terakhir pada 7,5 juta pembaca setia, ini untuk Anda semua. Untuk para staf, terima kasih."

Malam sebelum edisi terakhir NoW dicetak menjadi malam yang bersejarah sekaligus sangat emosional untuk para awak tabloid tersebut. Alan Edwards, salah seorang jurnalis tabloid bersejarah ini menyatakan, "Kami tetap ingin meninggalkan tempat ini dengan kepala tegak. Apa yang terjadi bertahun-tahun lalu tak ada kaitannya dengan kami saat ini."

Sementara itu, Rupert Murdoch selaku pemilik NoW mengungkapkan bahwa keputusan berhenti terbit ini adalah keputusan bersama, yang diakuinya mungkin akan mengecewakan para pembaca. Ia juga menambahkan bahwa Rebecca Brooks selaku CEO News International dan mantan editor NoW, mendapatkan dukungan penuhnya.

Dalam surat yang ditujukannya pada Parlemen Inggris, Brooks menyangkal semua tuduhan yang dikenakan padanya. Ia bersikukuh tak tahu-menahu soal pembobolan telepon seorang anak sekolah korban pembunuhan ataupun kasus lainnya selama masih menjadi editor.

Pemerintah Inggris telah mengumumkan dua penyelidikan independen terkait skandal media ini. Penyelidikan pertama akan ditujukan pada kegiatan NoW dan media lain serta kegagalan investigasi kepolisian dari 2005 hingga muncul kasus pembobolan telepon, sementara penyelidikan kedua akan meneliti budaya dan etika pers Inggris. (eh)
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yuk comment....
^-^
komentar anda lebih berharga daripada isi blog saya

Total Tayangan Halaman

Entri Populer